Banyak makhluk hidup didunia mulai dari jenis-jenis
burung (Aves), mamalia, hingga berbagai jenis ikan melakukan migrasi
untuk alasan-alasan tertentu. Beberapa jenis makhluk hidup melakukan migrasi
karena kebutuhan akan air, makanan, ketatnya persaingan memperebutkan sumber daya,
dan yang lainnya untuk kawin pada musim reproduksi. Secara umum tujuan dari
migrasi ini adalah untuk bertahan dari kondisi lingkungan yang tidak mendukung,
termasuk kebutuhan akan sumber daya. Secara umum pola migrasi tersebut terjadi
secara teratur sepanjang tahun.
Migrasi Ikan di Dunia
Dilaut, beberapa jenis ikan bermigrasi sepanjang
tahun. Pada saat remaja mereka melakukan migrasi dengan jarak meter hingga
ribuan kilometer dan kembali lagi untuk bertelur. Secara umum pola migrasi ikan
dilaut dipengaruhi oleh arus dan oceanografi. Pola migrasi ikan laut dapat
dibedakan menjadi beberapa macam, berikut gambaran 2 pola migrasi yang
paling penting untuk diketahui:
- OceanodromousePola migrasi ini merupakan pola yang paling umum dijumpai pada beberapa jenis ikan di lautan didunia. Ikan-ikan didunia hidup dan bermigrasi dilaut, tanpa melibatkan pengaruh air tawar. Beberapa jenis ikan seperti ikan Herring ( Clupea harengus), Cod (Gadus morhua), Tuna Putih (Germo alalunga), dan Tuna Merah (Thunnus thynnus) melakukan migrasi ribuan kilometer dari lautan kelautan lainnya serta dari musim ke pergantian musim lainnya.
- AnadromousPola migrasi jenis-jenis ikan ini dilakukan dengan tujuan kebutuhan akan lingkungan yang sesuai untuk proses perkembengan telur. Pola migrasi ini adalah ikan ditetaskan di perairan tawar, hidup dilautan, dan bermigrasi ke perairan tawar untuk peneluran. Pola migrasi ini dimainkan dengan peran adaptasi fisiologis (Osmoregulasi) yang sangat unik. Dimana ikan-ikan tersebut harus bertahan dengan pergantian kadar garam yang drastis, dari kondisi lingkungan berkadar garam tinggi (laut) ke daerah yang berkadar garam rendah (sungai). Kemampuan adaptasi ini hanya bisa dimiliki oleh beberapa jenis ikan dilautan. Jenis-jenis ikan yang memiliki kemampuan ini seperti ikan Salmon dan belut dari genus Anguilla.
Selain 2 pola migrasi diatas
ada beberapa pola migrasi lainnya seperti Potamodromous: menetas dan
bermigrasi di habitat air tawar. Contoh: Redhorse sicklefin. Pola
migrasi Amphidromous: menetas di air tawar, kemudian hanyut ke laut
sebagai larva sebelum bermigrasi kembali ke air tawar untuk tumbuh menjadi
dewasa dan bertelur. Contoh: Goby Sungai. dan pola
migrasi Catadrom: menetas di air asin, kemudian bermigrasi ke air
tawar sebagai remaja di mana mereka tumbuh menjadi orang dewasa sebelum
bermigrasi kembali ke laut untuk bertelur. Contoh: Belut
Amerika.
Keuntungan Migrasi Ikan Bagi Nelayan Indonesia
Migrasi ikan didunia memiliki pola teratur yang
dapat diprediksi oleh manusia. Nelayan di Indonesia mengenal istilah musiman
untuk berbagai jenis ikan dilautan. Pada bulan-bulan tertentu banyak dijumpai
jenis-jenis ikan tertentu dan dibulan-bulan lainnya dijumpai jenis ikan
lainnya. Salah satu jenis ikan laut yang bermigrasi jarak jauh adalah jenis
ikan tuna. Kebanyakan daerah tangkapan ikan tuna berada di Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia. Di Indonesia, habitat ikan tuna banyak ditemui di sisi selatan
laut Pulau Jawa, hingga kawasan timur Indonesia. Berbagai jenis ikan tuna
seperti Bluefin, Tuna Sirip Kuning (yellowfin-Thunnus albacares)
dan ikan Tuna cakalang memiliki musim migrasi tertentu dan wilayah yang
spesifik. Puncak musim penangkapan ikan cakalang pada umumnya berkisar pada
musim peralihan (April-Juni).
Ancaman Migrasi Ikan
Populasi ikan sangat tergantung pada karakteristik habitat air yang mendukung
semua fungsi biologis. Ada beberapa ancaman
yang dapat mengganggu bahkan memutus pola migrasi, baik secara alami maupun
karena aktivitas manusia . Beberapa ancaman dari aktivitas manusia seperti pembuatan
bendungan dan pintu air, PLTA, pengembanganperikanan intensif, hilangnya
habitat dan fragmentasi, serta over fishing dapat memutuskan migrasi
ikan dan menurunkan populasinya hingga ke angka terendah. Oleh karena itu, segala bentuk pembangunan haruslah
memperhatikan dampak yang ditimbulkan terhadap kehidupan biota sedatail
mungkin. Penurunan populasi akibat terputusnya jalur migrasi ikan sehingga ikan
tidak dapat melakukan migrasi akan berdampak pada penurunan hasil tangkapan
ikan. Siapa sekarang yang menuai dampaknya? manusia lagi.
Bendungan Gouet menghalangi
migrasi ikan salmon di sungai Gouet (Britanny, Prancis). (Foto Larinier @fao.org)
Bendungan PLTA (Nepal) dalam proses
pembangun (2001) Memutus Pola Migrasi Spesies ikan lokal Bagarius
bagarius dan Tor sp. dan (foto Marmulla @fao.org)
|