Wednesday, February 18, 2015

Published 8:02 PM by with 1 comment

Jenis Ikan Konsumsi

IKAN LELE (Clarias sp)

 
 Gambar 1. Ikan Lele (Clarias sp)

1.    Deskripsi Ikan Lele
              Ikan lele (Clarias sp) merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar. Ikan lele termasuk ikan jenis catfish atau kata lain ikan yang memiliki kumis. Ciri dari ikan lele yaitu bentuk tubuh memanjang dan agak bulat, pada sirip dada terdapat duri yang keras dan runcing/tajam (patil), warna tubuh belang dengan kepala pipih dan terdapat kumis serta licin karena tidak memiliki sisik. Kemudin ikan ini memiliki alat pernafasan tambahan berupa dari modifikasi dari busur insangnya yaitu arborescent. Dibeberapa daerah ikan lele mempunyai banyak nama. Antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Aceh), ikan sibakut (Karo), ikan pintet (Banjarmasin), ikan keling (Makassar), ikan lele atau lindi (Semarang).
Habitat ikan lele adalah sungai dengan arus air yang tenang seperti danau, rawa, telaga dan waduk. Ikan lele memiliki sifat nokturnal, yaitu aktif dan bergerak mencari makanan pada malam hari sedangkan pada siang hari hanya berdiam diri dan berlindung di tempat gelap.

2.    Klasifikasi Ikan Lele
Klasifikasi ikan lele menurut SNI (2000), yaitu:
Filum               : Chordata
Kelas               : Pisces
Subkelas          : Teleostei
Ordo                : Ostariophysi
Subordo          : Siluroidae
Famili              : Clariidae
Genus              : Clarias
Spesies            : Clarias sp

3.    Perbedaan Ikan Lele Jantan dan Betina
Perbedaan antara ikan lele jantan dan betina, yaitu:
·    Bentuk kepala jantan lebih kecil dari lele betina
·    Warna kulit dada lele jantan lebih gelap bila dibandingkan lele betina
·   Lele jantan pada alat kelamin (papilla) agak menonjol dan memanjang ke arah belakang sedangkan betina membulat
·    Gerakan lele jantan lebih aktif dan lincah sedangkan lele betina tidak
·   Tulang kepala pendek dan agak pipih pada lele jantan sedangkan lele betina panjang dan agak sembung
·    Perut lele jantan lebih ramping dan kenyal sedangkan betina buncit atau gembung dan lembek

·     Lele jantan tidak dapat distriping sedangkan betina dapat. Jika dstriping lele betina akan mengeluarkan telur.
a
b
Gambar 2. Lele Jantan (a) dan Betina (b)

4.        Jenis-Jenis Ikan Lele di Indonesia
·           Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
Lele dumbo adalah ikan lele yang diintroduksikan ke Indonesia dari manca negara  yaitu Taiwan pada tahun 1986. Lele dumbo mempunyai pertumbuhan yang cepat dan dapat mencapai ukuran besar dalam waktu relatif pendek. Karena sifat cepat tumbuh dan besar/gemuk badannya itulah, maka diberi nama  lele dumbo.Menurut keterangan peneliti pada Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (BPPAT) Bogor, sebenarnya lele dumbo yang satu ini adalah hibrida atau hasil kawin silang antara jenis ikan lele asli Taiwan dan jenis lele dari Afrika.
·           Lele Sangkuriang
Lele sangkuriang merupakan hasil perbaikan genetika lele dumbo melalui silang balik (backcross). Perkawinan silang balik  yang dilakukan adalah antara induk betina generasi kedua (F2) dengan induk jantan generasi keenam (F6). Kemudian menghasilkan jantan dan betina F2-6. Jantan F2-6 selanjutnya  dikawinkan dengan betina generasi kedua (F2) sehingga menghasilkan lele sangkuriang. Induk betina F2 merupakan koleksi yang ada di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi yang berasal dari keturunan kedua lele dumbo yang diintroduksi dari Afrika. Sedangkan induk jantan Fmerupakan sediaan induk yang ada di BBPBAT Sukabumi.
·           Lele Lokal (Clarias batrachus)
Lele lokal merupakan ikan asli perairan Indonesia.
·           Lele Phyton
Lele python merupakan lele hasil perkawinan antara indukan betina lele Thailand dengan indukan jantan lele dumbo F6. Perkawinan induk tersebut menghasilkan lele yang mempunyai ciri warna dan bentuk kepala hampir mirip dengan ular python, yaitu mulut kecil dan kepala pipih memanjang dengan warna yang cerah. Ciri lainnya adalah lele python mempunyai ekor bulat dan sungut lebih panjang dibandingkan lele dumbo biasa.

IKAN NILA

Menurut Amri dan Khairuman (2008), sistematika ikan nila dijelaskan sebagai berikut : Filum          : Chordata
Subfilum      : Vertebrata
Kelas           : Pisces
Subkelas      : Acanthopterigii
Suku            : Cichlidae
Marga          : Oreochromis
Spesies        : Oreochromis sp.
ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Awalnya ikan nila dimasukkan ke dalam jenis Tilapia nilotica ikan dari golongan tilapia yang tidak mengerami telur dan larva di dalam mulut induknya. Berdasarkan morfologinya, kelompok ikan Oreochromis ini memang berbeda dengan kelompok tilapia. Secara umum, bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping, dengan sisik berukuran besar. Matanya besar, menonjol, dan bagian tepinya berwarna putih. Gurat sisi (linea lateralis) terputus di bagian tengah badan kemudian berlanjut, tetapi letaknya lebih ke bawah daripada letak garis memanjang di atas sirip dada. Sirip punggung, sirip perut dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tetapi keras dan tajam.
        Menurut Kordi (2010), secara taksonomis, ikan nila diklasifikasikan ke dalam :
Filum              : Chordata
Kelas             : Pisces
Ordo              : Perciformes
Famili             : Cichlidae
Genus             : Oreochromis
Spesies          : Oreochromis nilotica

Mata nila tampak menonjol agak besar dengan bagian tepi berwarna hijau kebiru-biruan. Letak mulut terminal posisi sirip perut terhadap sirip dada thorocis, dan garis rusuk (linea lateralis) yang terputus menjadi dua bagian, letaknya memanjang di atas sirip dada.

IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

Gambar 1. Gurame (Osphronemus gouramy)
1.    Deskripsi Gurame
Ikan gurame (Osphronemus gouramy) adalah salah satu ikan air tawar yang sangat populer dan disukai sebagai ikan konsumsi di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Ikan ini umumnya dikenal dengan nama gurami, ikan ini juga memiliki beberapa sebutan lokal seperti guramegramehkaluikan kali dan lain-lain.
Ikan gurame memiliki tubuh yang lebar dan pipih. Panjang tubuh 2,0-2,1 kali tinggi tubuh; panjang tubuh total  bisa mencapai 1.000 mm. Sirip perut dengan jari-jari pertama yang pendek berupa duri dan jari-jari kedua yang lentur panjang serupa cambuk. Rumus sirip punggung (dorsal) XI-XIV (jari-jari keras atau duri) dan 12-14 (jari-jari lunak); sementara sirip dubur (anal) X-XI dan 20-23.
Gurame adalah hewan omnivora dengan pola makan yang unik. Saat masih kecil, gurame cenderung bersifat karnivora dengan memakan kutu air, jentik nyamuk, cacing sutera, blood worm dan hewan kecil lainnya. Saat menginjak remaja, mereka lebih menyukai makan dedaunan seperti daun keladi/talas/sente, daun pepaya, kangkung, daun singkong, daun ubi jalar dan daun-daun lainnya.
Klasifikasi Ikan Guame
Klasifikasi ikan gurame adalah sebagai berikut:
·           Kingdom       : Animalia
·           Filum       :Chordata
·           Kelas             : Actinopterygii
·           Ordo             : Perciformes
·           Famili            : Osphronemidae
·           Genus            : Osphronemus
·           Spesies          : Osphronemus goramy

3.        Perbedaan Ikan Gurame Jantan dan Betina
Gambar 2a. Gurame Betina
Gambar 2b. Gurame Jantan

Perbedaan antara gurame jantan dan betina yaitu:
·           Ikan gurame betina : sirip ekor melengkung/membulat, dahi rata, bibir bawah proposional dan dasar sirip dada gelap/berwarna kehitaman.
·           Ikan gurame jantan : sirip ekor datar/rata, dahi menonjol/jenong (nuchal hump), bibir bawah/rahang tebal dan dasar sirip dada terang/berwarna keputihan.

1.        Jenis-Jenis Ikan Gurame di Indonesia
Saat ini ikan gurame mempunyai banyak ras atau strain. Adapun ciri-ciri dari beberapa strain ikan gurame adalah sebagai berikut :
Gurame Angsa
Karakteristik ikan gurame angsa adalah memiliki panjang tubuh sampai dengan 65 cm dan berat tubuh bisa mencapai 6-12 kg per ekor. Warna tubuh abu-abu dengan sisik relatif lebar. Di daerah sunda biasa dikenal sebagai gurame soang atau gurame galunggung.
Gurame Bastar
Gurame bastar memiliki tubuh agak kehitaman tetapi warna kepalanya putih. Bentuk sisik nya agak lebar, laju pertumbuhannya termasuk cepat namun jumlah telur yang dihasilkan tidak terlalu banyak hanya 2.000-3.000 butir setiap kali pemijahan.
Gurame Batu
Gurame batu memiliki warna hitam dengan sisik yang kasar. Pertumbuhannya cenderung lambat dibandingkan jenis yang lain. Beratnya hanya mencapai 0,5 kg dalam waktu 13 bulan semenjak menetas.
Gurame Bluesafir
Gurame bluesafir memiliki ciri fisik hampir sama dengan gurami yang lain namun memiliki warna merah muda cerah. Berat maksimum mencapai 2 kg per ekor. Produktivitas telurnya mencapai 5.000-7.000 butir.
Gurame Jepang
Gurame Jepang atau nama lainnya adalah gurami jepun, panjang tubuh gurame ini lebih pendek dibandingkan gurame angsa. Selain itu memiliki warna tubuh abu-abu kemerahan terutama ada ujung sirip-siripnya serta bentuk sisik kecil dan berat mencapai 3.5 kg dan panjang maksimal 45 cm.
Gurame Kapas
Gurame kapas memiliki warna putih keperakkan, mirip kapas dengan bentuk sisik yang cukup besar. Gurame jenis ini dapat tumbuh dengan cepat dan dapat mencapai 1 kg dalam waktu sekitar 13 bulan semenjak menetas. Produktivitas telurnya bisa mencapai 3.000 butir setiap kali pemijahan.
Gurame Paris
Gurame ini memiliki warna merah muda cerah tetapi kepalanya berwarna putih dan terdapat bintik-bintik hitam diseluruh tubuh. Berat maksimum mencapai 1,5 kg, dengan produktivitas telur mencapai 5.000-6.000 butir.
Gurame Porselen
Gurame perselen, memiliki warna merah muda cerah dengan ukuran kepala relatif kecil. Keunggulannya adalah dalam menghasilkan telur jumlahnya bisa mencapai 10.000 butir setiap kali pemijahan. Gurame jenis ini adalah yang paling sering dicari sebagai benih unggul. Berat induknya mencapai 1,5-2 kg.


      edit

1 comment:

  1. Gan, postingannya keren gan,, sangat bermanfaat..thanks

    ReplyDelete