Saturday, October 12, 2019

Published 5:24 AM by with 2 comments

KECEBONK MENGABDI

Gambar 1. Anggota Kecebonk Bersama Ibu PKK

Perguruan tinggi memiliki peran terhadap pencapaian kesejahteraan masyarakat, terutama melalui pembangunan manusia. Peran perguruan tinggi untuk mencetak sumber daya manusia unggul dikenal dengan tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Kegiatan “Kecebonk Mengabdi” merupakan program kerja dari divisi Public Relation kelompok studi Kecebonk, yaitu merupakan implementasi dari hasil-hasil kegiatan pendidikan dan penelitian untuk menyelesaikan persoalan yang terjadi di masyarakat.

Gambar 2. Media Budikdamber

Kecebonk Mengabdi telah terlaksana pada hari Minggu, 6 Oktober 2019 di kelurahan Jabungan kecamatan Banyumanik, Semarang oleh kelompok PKK RT 06/ RW 02. Kecebonk Mengabdi dilaksanakan dengan soalisasi dan praktek mengenai Budikdamber (Budidaya ikan dalam ember). Budikamber yang telah dilakukan yaitu dengan menggunakan ember berukuran 60 liter yang diisi benih ikan lele ukuran 5-12 cm sebanyak 50 ekor, serta di pinggiran embernya diberi wadah untuk menanam sayuran. Sayuran yang digunakan adalah sayur kangkung dengan media tanamnya adalah arang. 




Read More
      edit
Published 5:15 AM by with 0 comment


BUDIDAYA IKAN CUPANG


Berdasarkan penelitian dari para ahli ikan hias, menyebutkan bahwa terdapat 73 spesies ikan cupang di bumi ini. Spesies ikan cupang yang terkenal adalah kelompok splendens complex yang di antaranya adalah Betta Splendes, Betta mahachai, Betta stiktos, Betta imbellis, dan Betta smaragdina.
Ikan Cupang merupakan ikan air tawar yang dapat hidup di daerah tropis,  banyak ditemui di perairan Asia Tenggara, dan salah satunya adalah Indonesia. Ikan Cupang merupakan salah satu ikan hias yang paling mudah untuk dibudidayakan. Salah satu keistemawaan ikan cupang adalah daya tahan hidupnya, ia mampu hidup di dalam air yang minim oksigen. Hal ini dikarenakan ikan cupang memiliki rongga labirin seperti layaknya paru-paru manusia, labirin itulah yang membuat ikan cupang bisa bertahan hidup walaupun di tempat yang minim oksigen sekalipun. 

Mendapatkan Bibit Ikan Cupang Berkualitas

Hal yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan bibit ikan cupang yang berkualitas yaitu:
§  Lihat sirip perut, ekor dan dubur apakah ada cacat, hindari sisik yang terluka dan kondisi ikan harus bugar.
§  Indukan jantan di cek tingkat agresifnya dengan mendekatkan jari tangan. Indukan jantan yang berkualitas akan menyerang karena melihat jari tangan.
§  Lihat mata ikan apakah bermasalah atau tidak.

Cara membedakan cupang jantan dengan betina :


Jantan                                                                Betina

1. Gerakannya lincah dan lebih indah            1. Gerakannya lamban dan lusuh
2. Sirip ekor lebih besar dan lebar                  2. Sirip ekor tampak kecil
3. Perut langsing                                             3. Perut berisi

Persiapan Pemijahan Ikan Cupang

Wadah berukuran 30 x 20 x 20 cm untuk proses pemijahan ikan.  Ikan cupang perlu adanya dekorasi beberapa tumbuhan dalam wadah tersebut, bisa menggunakan tumbuhan air seperti kayambang contohnya. Jika tidak ada bisa juga menggunakantumbuhan air yang lain misalnya enceng gondok.

Proses Pengenalan dan Perkawinan Ikan Cupang

1. Pengenalan Lingkungan

Masukkan pejantan di wadah selama 1 hari, supaya pejantan terbiasa dengan lingkungannya. Ikan Cupang diberi makan sampai kenyang karena selama pemijahan ikan tidak makan apapun.

2. Pengenalan dengan Betina

Sebelum memasukkan ikan cupang betina ke dalam wadah pemijahan, pisahkan terlebih dulu pada wadah kaca yang berbeda. Untuk membuat ikan ini saling kenal maka biarkan ikan cupang jantan bisa melihat cupang betina.


Jika cupang jantan siap kawin, maka dia akan mengeluarkan buih-buih di sekitar tumbuhan apung yang disediakan. Setelah buih cukup banyak barulah ikan cupang betina bisa dicampur ke wadah pemijahan.

3. Proses Pemijahan Ikan Cupang


Proses pemijahan ditandai dengan melilitnya ikan cupang jantan pada tubuh ikan cupang betina. Setelah melilit beberapa saat, ikan cupang betina akan mengeluarkan telur. Ikan jantan akan segera memungut telur yang telah dibuahi dengan mulutnya dan memasukkannya pada buih yang telah dibuatnya.

5. Memisahkan Betina

Setelah indukan betina tidak mengeluarkan telur, maka indukan betina segera dikeluarkan dari wadah pemijahan, jika tidak dikeluarkan akan terjadi dua kemungkinan yaitu adu indukan jantan dengan indukan betina atau telur-telurnya dimakan indukan betina.

6. Pisahkan Pejantan

Telur akan menetas setelah kurang lebih 2 hari. Burayak dibiarkan dengan pejantan selama 3 hari. Pada hari keempat mulai diberikan pakan untuk burayak dan indukan jantan. Setelah 2 minggu barulah indukan jantan dikeluarkan dari wadah pemijahan.

 

Perawatan Anakan Ikan Cupang (Burayak)

1. Apabila wadah terlihat padat oleh burayak, segera pindahkan pada wadah lebih besar.
2. Beri makan kutu air dan jentik merah secara berkala.
3. Proses perawatan dapat memanfaatkan daun ketapang pada wadah untuk menjaga burayak dari infeksi jamur dan bakteri.
4. Ganti air secara bertahap apabila sudah tampak keruh.
5. Masukkan aerator agar menjaga burayak tidak kehabisan oksigen.
6. Setelah 1,5 bulan sejak menetas, ikan cupang sudah bisa dipisahkan menurut jenis kelamin ke wadah yang berbeda. Khusus ikan cupang jantan, pisahkan ikan pada wadah-wadah yang berbeda agar tidak saling serang.
 







Read More
      edit
Published 4:56 AM by with 0 comment


TEKNOLOGI BIOFLOK MENGUNTUNGKAN DALAM BUDIDAYA IKAN NILA




Pemerintah terus meningkatkan ketahanan pangan dari sektor perikanan. Terkini, Pemerintah mengembangkan budidaya ikan nila dengan teknologi sistem bioflok. Teknologi tersebut telah sukses diterapkan untuk budidaya ikan lele yang dimassalkan di berbagai pesantren di Indonesia. Ikan nila dipilih untuk sebagai komoditas lanjutan sistem bioflok, karena nila termasuk kelompok herbivora. Sehingga proses pembesarannya lebih cepat. Selain itu, ikan nila juga mampu mencerna flok yang tersusun atas berbagai mikroorganisme, yaitu bakteri, algae, zooplankton, fitoplankton, dan bahan organik sebagai bagian sumber pakannya. Itu menguntungkan dalam budidaya di kolam.

Budidaya ikan nila sistem bioflok memiliki sejumlah keunggulan, seperti meningkatkan kelangsungan hidup (survival rate / SR) hingga lebih dari 90 persen dan tanpa pergantian air. Air bekas budidaya juga tidak berbau, sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar dan dapat disinergikan dengan budidaya tanaman misalnya sayur-sayuran dan buah-buahan. Hal ini dikarenakan adanya mikroorganisme yang mampu mengurai limbah budidaya menjadi pupuk yang menyuburkan tanaman. Keunggulan lainnya adalah Feed Conversion Ratio (FCR) atau perbandingan antara berat pakan dengan berat total (biomass) ikan dalam satu siklus periode budidaya mencapai 1,03. Artinya 1,03 kg pakan menghasilkan 1 kilogram ikan Nila. Dan hal tersebut lebih efisien jika dibandingkan dengan pemeliharaan di kolam biasa FCR-nya mencapai angka 1,5. Masih ada keunggulan lainnya, yaitu padat tebar ikan mencapai volume 100-150 ekor/m3 atau 10-15 kali lipat dibanding dengan pemeliharaan di kolam biasa yang hanya 10 ekor/m3.
Sistem bioflok juga mampu meningkatkan produktivitas hingga 25-30 kg/m3 atau 12-15 kali lipat jika dibandingkan dengan di kolam biasa yaitu sebanyak 2 kg/m3. Keempat, waktu pemeliharaan lebih singkat, dengan benih awal yang ditebar berukuran 8-10 cm, selama 3 bulan pemeliharaan. Benih tersebut mampu tumbuh hingga ukuran 250-300 gram per ekor, sedangkan untuk mencapai ukuran yang sama di kolam biasa membutuhkan waktu 4-6 bulan. Ikan nila sistem bioflok lebih gemuk karena hasil pencernaan makanan yang optimal. Dan komposisi daging atau karkasnya lebih banyak, serta kandungan air dalam dagingnya lebih sedikit. Secara bisnis, budidaya ikan nila juga sangat menguntungkan karena harganya cukup baik dan stabil di pasaran yaitu Rp22 ribu/kg.
Dalam pemeliharaan ikan Nila sistem bioflok, yang perlu dijaga adalah kandungan oksigen yang larut di dalam air. Hal itu, karena oksigen disamping diperlukan ikan untuk pertumbuhan juga diperlukan oleh bakteri untuk menguraikan kotoran atau sisa metabolisme di dalam air. Pada ikan nila, kadar oksigen terlarut (DO) di dalam media sebaiknya dipertahankan minimal 3 mg/L. Teknologi bioflok di masyarakat bisa dikawal oleh UPT-UPT (unit pelaksana teknis) dan para penyuluh agar tidak keliru menerapkannya, juga harus diterapkan secara benar sesuai kaidah-kaidah cara budidaya ikan yang baik seperti benihnya harus unggul, pakannya harus sesuai standar SNI, parameter kualitas air seperti oksigen juga harus tercukupi. Penerapan budidaya nila sistam bioflok ini didorong dikembangkan di daerah-daerah terpencil, perbatasan dan potensial, guna membangun ketahanan pangan. Pengembangan juga akan dilaksanakan di pesantren-pesantren dan kelompok masyarakat lainnya. Teknologi bioflok ini akan terus didorong agar diterapkan terhadap berbagai komoditas dan berbagai daerah, sehingga menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Apalagi, saat ini produk Nila di beberapa daerah menjadi sumber gizi yang digemari, bahkan seperti di Papua dan Lombok pada umumnya. Seiring dengan penertiban keramba jaring apung (KJA) di perairan umum seperti danau, waduk dan lainnya, dia optimis bahwa teknologi ini dapat menjadi solusi bagi pembudidaya ikan di sana yang tidak bisa lagi melaksanakan produksi. Dengan bioflok, para pembudidaya diharapkan bisa pindah ke daratan dan melakukan budidaya ikan nila seperti di danau atau waduk.

Read More
      edit